RSS
Facebook
Twitter

Cerita Seks Tergoda Janda Tante Siwi



http://infoseks69.blogspot.com/ - Tergoda Janda Tante Siwi. Profesiku saat ini adalah sebagai dokter, aku berpraktek sudah belasan tahun lamanya di daerah kumuh Jakarta tepatnya di Jakarta Barat, disini aku sudah mendapatkan banyak pasien khusunya dari kaum menengah kebawah, saat ini aku belum punya istri karena keinginanku bulat bila aku belum sukses dalam karier aku belum berani beristri.

Namun aku tidak pernah mengeluh akan keadaanku ini. Aku tidak ingin membanding-bandingkan diriku pada Dr. Susilo yang ahli bedah, atau Dr. Hartoyo yang spesialis kandungan, sekalipun mereka dulu waktu masih sama-sama kuliah di fakultas kedokteran sering aku bantu dalam menghadapi ujian.
Mereka adalah bintang kedokteran yang sangat cemerlang di bumi pertiwi, bukan hanya ketenaran nama, juga kekayaan yang tampak dari Baby Benz, Toyota Land Cruiser, Pondok Indah, Permata Hijau, Bukit Sentul dll.
Dengan pekerjaanku yang melayani masyarakat kelas bawah, yang sangat memerlukan pelayanan kesehatan yang terjangkau, aku memperoleh kepuasan secara batiniah, karena aku dapat melayani sesama dengan baik.
Namun, dibalik itu, aku pun memperoleh kepuasan yang amat sangat di bidang non materi lainnya. Suatu malam hari, aku diminta mengunjungi pasien yang katanya sedang sakit parah di rumahnya.
Seperti biasa, aku mengunjunginya setelah aku menutup praktek pada sekitar setengah sepuluh malam. Ternyata sakitnya sebenarnya tidaklah parah bila ditinjau dari kacamata kedokteran, hanya flu berat disertai kurang darah.
Jadi dengan suntikan dan obat yang biasa aku sediakan bagi mereka yang kesusahan memperoleh obat malam malam, si ibu dapat di ringankan penyakitnya. Saat aku mau meninggalkan rumah si ibu, ternyata tanggul di tepi sungai jebol, dan air bah menerjang.
Hingga mobil kijang bututku serta merta terbenam sampai setinggi kurang lebih 50 senti dan mematikan mesin yang sempat hidup sebentar. Air di mana-mana, dan aku pun membantu keluarga si ibu untuk mengungsi ke atas.
Karena kebetulan rumah petaknya terdiri dari 2 lantai dan di lantai atas ada kamar kecil satu-satunya tempat anak gadis si ibu tinggal. Karena tidak ada kemungkinan untuk pulang, maka si Ibu menawarkan aku untuk menginap sampai air surut.
Di kamar yang sempit itu, si ibu segera tertidur dengan pulasnya, dan tinggallah aku berduaan dengan anak si ibu, yang ternyata dalam sinar remang-remang, tampak manis sekali, maklum, umurnya aku perkirakan baru sekitar awal dua puluhan.
Pak dokter, maaf ya, kami tidak dapat menyuguhkan apa apa, agaknya semua perabotan dapur terendam di bawah, katanya dengan suara yang begitu merdu, sekalipun di luar terdengar hamparan hujan masih mendayu dayu.
Oh, enggak apa-apa kok Dik, sahutku. Dan untuk melewati waktu, aku banyak bertanya padanya, yang ternyata bernama Tante Siwi. Ternyata Tante Siwi adalah janda tanpa anak, yang suaminya meninggal karena kecelakaan di laut 2 tahun yang lalu.
Karena hanya berdua saja dengan ibunya yang sakit-sakitan, maka Tante Siwi tetap menjanda. Tante Siwi sekarang bekerja pada pabrik konveksi pakaian anak-anak, namun perusahaan tempatnya bekerja pun terkena dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan.
Saat aku melirik ke jam tanganku, ternyata jam telah menunjukkan setengah dua dini hari, dan aku lihat Tante Siwi mulai terkantuk-kantuk, maka aku sarankan dia untuk tidur saja, dan karena sempitnya kamar ini, aku terpaksa duduk di samping Tante Siwi yang mulai merebahkan diri.
Tampak rambut Tante Siwi yang panjang terburai di atas bantal. Dadanya yang membusung tampak bergerak naik turun dengan teraturnya mengiringi nafasnya. Ketika Tante Siwi berbalik badan dalam tidurnya, belahan bajunya agak tersingkap, sehingga dapat kulihat buah dadanya yang montok dengan belahan yang sangat dalam.
Pinggangnya yang ramping lebih menonjolkan busungan buah dadanya yang tampak sangat menantang. Aku coba merebahkan diri di sampingnya dan ternyata Tante Siwi tetap lelap dalam tidurnya.
Pikiranku menerawang, teringat aku akan Wati, yang juga mempunyai buah dada montok, yang pernah aku tiduri malam minggu yang lalu, saat aku melepaskan lelah di panti pijat tradisional yang terdapat banyak di kawasan aku berpraktek.
Tapi Wati ternyata hanya nikmat di pandang, karena permainan seksnya jauh di bawah harapanku. Waktu itu aku hampir-hampir tidak dapat pulang berjalan tegak, karena burungku masih tetap keras dan mengacung setelah selesai bergumul dengan Wati.
Maklum, aku tidak terpuaskan secara seksual, dan kini, telah seminggu berlalu, dan aku masih memendam berahi di antara selangkanganku. Aku mencoba meraba buah dada Tante Siwi yang begitu menantang, ternyata dia tidak memakai beha di bawah bajunya.
Teraba puting susunya yang mungil. dan ketika aku mencoba melepaskan bajunya, ternyata dengan mudah dapat kulakukan tanpa membuat Tante Siwi terbangun. Aku dekatkan bibirku ke putingnya yang sebelah kanan, ternyata Tante Siwi tetap tertidur.
Aku mulai merasakan kemaluanku mulai membesar dan agak menegang, jadi aku teruskan permainan bibirku ke puting susu Tante Siwi yang sebelah kiri, dan aku mulai meremas buah dada Tante Siwi yang montok itu.
Terasa Tante Siwi bergerak di bawah himpitanku, dan tampak dia terbangun, namun aku segera menyambar bibirnya, agar dia tidak menjerit. Aku lumatkan bibirku ke bibirnya, sambil menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya.
Terasa sekali Tante Siwi yang semula agak tegang, mulai rileks, dan agaknya dia menikmati juga permainan bibir dan lidahku, yang disertai dengan remasan gemas pada ke dua buah dadanya. Setalah aku yakin Tante Siwi tidak akan berteriak, aku alihkan bibirku ke arah bawah, sambil tanganku mencoba menyibakkan roknya agar tanganku dapat meraba kulit pahanya.
Ternyata Tante Siwi sangat bekerja sama, dia gerakkan bokongnya sehingga dengan mudah malah aku dapat menurunkan roknya sekaligus dengan celana dalamnya, dan saat itu kilat di luar membuat sekilas tampak pangkal paha Tante Siwi yang mulus, dengan bulu kemaluan yang tumbuh lebat di antara pangkal pahanya itu.
Kujulurkan lidahku, kususupi rambut lebat yang tumbuh sampai di tepi bibir besar kemaluannya. Di tengah atas, ternyata clitoris Tante Siwi sudah mulai mengeras, dan aku jilati sepuas hatiku sampai terasa Tante Siwi agak menggerakkan bokongnya, pasti dia menahan gejolak berahinya yang mulai terusik oleh jilatan lidahku itu.
Tante Siwi membiarkan aku bermain dengan bibirnya, dan terasa tangannya mulai membuka kancing kemejaku, lalu melepaskan ikat pinggangku dan mencoba melepaskan celanaku. Agaknya Tante Siwi mendapat sedikit kesulitan karena celanaku terasa sempit karena kemaluanku yang makin membesar dan makin menegang.
Sambil tetap menjilati kemaluannya, aku membantu Tante Siwi melepaskan celana panjang dan celana dalamku sekaligus, sehingga kini kami telah bertelanjang bulat, berbaring bersama di lantai kamar, sedangkan ibunya masih nyenyak di atas tempat tidur.
Mata Tante Siwi tampak agak terbelalak saat dia memandang ke arah bawah perutku, yang penuh ditumbuhi oleh rambut kemaluanku yang subur, dan batang kemaluanku yang telah membesar penuh dan dalam keadaan tegang, menjulang dengan kepala kemaluanku yang membesar pada ujungnya dan tampak merah berkilat.
Kutarik kepala Tante Siwi agar mendekat ke kemaluanku, dan kusodorkan kepala kemaluanku ke arah bibirnya yang mungil. Ternyata Tante Siwi tidak canggung membuka mulutnya dan mengulum kepala kemaluanku dengan lembutnya.
Tangan kanannya mengelus batang kemaluanku sedangkan tangan kirinya meremas buah kemaluanku. Aku memajukan bokongku dan batang kemaluanku makin dalam memasuki mulut Tante Siwi.
Kedua tanganku sibuk meremas buah dadanya, lalu bokongnya dan juga kemaluannya. Aku mainkan jariku di clitoris Tante Siwi, yang membuatnya menggelinjang, saat aku rasakan kemaluan Tante Siwi mulai membasah, aku tahu, saatnya sudah dekat.
Kulepaskan kemaluanku dari kuluman bibir Tante Siwi, dan kudorong Tante Siwi hingga telentang. Rambut panjangnya kembali terburai di atas bantal. Tante Siwi mulai sedikit merenggangkan kedua pahanya, sehingga aku mudah menempatkan diri di atas badannya.
Dengan dada menekan kedua buah dadanya yang montok, dengan bibir yang melumat bibirnya, dan bagian bawah tubuhku berada di antara kedua pahanya yang makin dilebarkan. Aku turunkan bokongku, dan terasa kepala kemaluanku menyentuh bulu kemaluan Tante Siwi.
Lalu aku geserkan agak ke bawah dan kini terasa kepala kemaluanku berada diantara kedua bibir besarnya dan mulai menyentuh mulut kemaluannya. Kemudian aku dorongkan batang kemaluanku perlahan-lahan menyusuri liang sanggama Tante Siwi. Terasa agak seret majunya,
Karena Tante Siwi telah menjanda dua tahun, dan agaknya belum merasakan batang kemaluan laki-laki sejak itu. Dengan sabar aku majukan terus batang kemaluanku sampai akhirnya tertahan oleh dasar kemaluan Tante Siwi.
Ternyata kemaluanku cukup besar dan panjang bagi Tante Siwi, namun ini hanya sebentar saja, karena segera terasa Tante Siwi mulai sedikit menggerakkan bokongnya sehingga aku dapat mendorong batang kemaluanku sampai habis.
Menghunjam ke dalam liang kemaluan Tante Siwi. Aku membiarkan batang kemaluanku di dalam liang kemaluan Tante Siwi sekitar 20 detik, baru setelah itu aku mulai menariknya perlahan-lahan, sampai kira-kira setengahnya, lalu aku dorongkan dengan lebih cepat sampai habis.
Gerakan bokongku ternyata membangkitkan berahi Tante Siwi yang juga menimpali dengan gerakan bokongnya maju dan mundur, kadangkala ke arah kiri dan kanan dan sesekali bergerak memutar, yang membuat kepala dan batang kemaluanku terasa di remas-remas oleh liang kemaluan Tante Siwi yang makin membasah.
Tidak terasa, Tante Siwi terdengar mendasah dasah, terbaur dengan dengusan nafasku yang ditimpali dengan hawa nafsu yang makin membubung. Untuk kali pertama aku menyetubuhi Tante Siwi, aku belum ingin melakukan gaya yang barangkali akan membuatnya kaget.
Jadi aku teruskan gerakan bokongku mengikuti irama bersetubuh yang tradisional, namun ini juga membuahkan hasil kenikmatan yang amat sangat. Sekitar 40 menit kemudian, disertai dengan jeritan kecil Tante Siwi.
Aku hunjamkan seluruh batang kemaluanku dalam dalam, kutekan dasar kemaluan Tante Siwi dan seketika kemudian, terasa kepala kemaluanku menggangguk-angguk di dalam kesempitan liang kemaluan Tante Siwi dan memancarkan air maniku yang telah tertahan lebih dari satu minggu.
Terasa badan Tante Siwi melamas, dan aku biarkan berat badanku tergolek di atas buah dadanya yang montok. Batang kemaluanku mulai melemas, namun masih cukup besar, dan kubiarkan tergoler dalam jepitan liang kemaluannya.
Terasa ada cairan hangat mengalir membasahi pangkal pahaku. Sambil memeluk tubuh Tante Siwi yang berkeringat, aku bisikan ke telinganya, Tante Siwi, terima kasih, terima kasih. begitulah sedikit cerita dariku untuk menceritak kisah sex lewat tulisan ini. terimakasih yang mau meluangkan waktu untuk membaca tulisanku ini.

Hubunganku Dengan Tante Imel



Cerita dewasa 2015  ini bermula ketika aku sedang galau memikirkan tingkah tunanganku yang sudah tidak seperti biasanya. Untuk menghilangkan pikiran jenuh itu aku mempunyai rencana untuk pergi ke sebuah tempat hiburan malam di kotaku. Tepat jam 11 malam aku langsung berangkat menuju tempat clubbing yang sudah ada dalam fikiranku. Setiba di tempat club aku biasa untuk meminum beberapa botol beer dengan tujuan agar pikiran stressku yang sedang memikirkan tunanganku bisa hilang.

Setelah aku setengah sadar akibat minuman yang aku minum tadi, tiba – tiba ada seorang wanita yang menghampiriku. Aku perhatikan sejenak ternyata dia adalah seorang tante yang mungkin umurnya sudah diatas 35 tahun. Dia mengajak kenalan denganku, namanya Imel. Wajahnya lumayan cantik serta tubuhnya yang sangat menggoda. Saat itu dia mengenakan baju ketat berwarna hitam. Toketnya begitu kelihatan besar dengan lekukan pinggangnya yang tampak seksi.

Dengan berusaha mendekatkan tubuhnya padaku, aku pun bersikap eperti biasa. Apalagi sat itu aku juga dalam keadaan setengah mabuk ” Boleh tante gabung…” Katanya dengan suara yang di buat selembut mungkin, akupun menjawab ” Bolehlah tante… ” Dia langsung duduk dan mendekatkan tubuh sintalnya di dekatku. Kamipun mengobrol walau sekedar basa basi.

Hingga akhirnya tante yang bernama Imel itu, menyosor mencium wajahku dan pipiku. Begitu bibirnya melumat bibirku akupun membalasnya dengan penuh gairah, tante Imel melingkarkan tangannya pada leherku. Hingga dia dengan mudah melumat dan menarik kepalaku untuk lebih dekat dengannya. Bahkan wajahku sudah terbenam pada toketnya yang begitu menggoda dari tadi.

Akupun langsung mencium dan menjilat toket itu, dan tante Imel mendesah dan mengelus rambutku. Bagai bocah yang menetek ke ibunya, sesekali aku gantian mengulum putingnya dan aku pilin puting satunya ” Oouuwww…oouuwww..tante….nggak..ku…at…sa..yang…a..yo… ” Tapi aku tidak merespon permintaan tante Imel untuk segera menindihnya.

Dengan bergantian memainkan teteknya itu, sesekali aku jilat bahkan aku gigit hingga membekaskan warna kemerahan pada toketnya itu. Sedang tanganku meremas toketnya dan aku jilat saat itu juga tante Imel berdiri dan menarik tanganku. Akupun mengikuti kemauannya dengan berjalan mengikuti tante dari belakang sambil berpegangan tangan, Ternyata tempat parkir menjadi tujuannya.

Setelah melihat mobilnya tante Imel langsung masuk dan mengajakku. Di dalam sana dia langsung membuka bajunya begitupun aku ” A.yo..sa..yang…cepat…dong…” Setelah terbuka dan kami sama-sama telanjang, akupun merapatkan tubuhku pada tante Imel yang sudah telanjang. Tapi dia sedikit mendorong tubuhku hingga aku terlentang di jok belakang mobilnya.

Saat itu juga tante Imel melumat habis kontolku yang sedari tadi sudah menegang. Dia jilat-jilat sampai kontolku basah, dan mengocoknya dengan kedua tangannya yang terlihat lihai melakukan itu. Seperti dalam cerita dewasa tante Imel mengulum kontolku dan menghisapnya sampai mulutnya terlihat kempot dengan kontolku di dalamnya, aku hanya melihat permainannya.

Begitu lihainya tante Imel melakukan itu , hingga akupun tidak tahan dengan geli dan rasa nikmat pada kontolku ” Oouugghhh…tan..te..ooouugghh….yyaaaagghhhh…..oouughh…yaaaccggghh..” kali ini aku tarik tubuh tante Imel hingga dia duduk dengan posisi melebarkan kakinya dan terlihat lubang memek yang sudah menganga.

Tanpa menunggu lama akupun langsung memasukkan kontolku kedalam memeknya dan sekali tancap kontolku langsung menembus liangnya. Saat itu juga aku bergerak maju mundur dan dengan sekuat tenaga menggoyang pantatku ”     oooouuugghhh….ooouugghhh…aaagghhh…aaagghh…aaagghh… ” Begitu terus aku menggoyang dan mengerang dengan penuh nafsu .

Mungkin merasa capek dengan posisi seperti ini, tante Imel kemudian terlentang dengan menggapaikan tangannya padaku. Saat itu aku menindih tubuhnya dan memasukkan kontolku ke dalam memeknya, sekali tekan langsung menyelinap masuk ke dala memek tante Imel. Diapun mengimbangi permainanku dengan memutar-mutar pantatnya dari bawah tubuhku.

Akupun merasakan getaran yang begitu hebat dari dalam tubuhku, dengan penuh semangat akupun kembali memutar kontolku hingga terasa menghujam dinding memeknya. Tante Imel menjerit kecil ” Oouuwww…ooouuwww..ooouuwww….aaaggghhh…aaagghh….nik…mat say…. ” Tangan tante Imel meraba-raba bokongku dan dia menekankan tangannya pada pantatku.

Aku semakin gencar menggoyang dan menghentakkan kontolku, membuat tante sepertinya sudah tidak dapat menahannya. Dia sekuat tenaga mendekap tubuhku dan membelakakan matanya layaknya pemain cerita sex , dia mendesah panjang saat itu ” Oouugghh…oouugghhh…tan..te..ke..luar…say… ” Akupun merasakan memeknya sudah mengeluarkan lendir kental.

Tidak berapa lama kemudian akupun menumpahkan sperma kental ku pada memek tante Imel ” Oouughh…nik..mat..tante…oouugghh…aaagghhh….aaagghhh… ” Saat itu juga tante Imel semakin mendekap erat tubuh bugilku. Dan kamipun terkulai di dalam mobil itu, dengan berpelukan kami saling memandang dan saling membelai tubuh kami. Aku merasa puas malam itu.

Bermain cerita sex dengan tante Imel membuatku sejenak dapat melupakan masalah yang ada di pikiranku. Aku benar-benar begitu puas dengan kulumannya, berkali-kali aku kecup keningnya. Dia terlihat senang dengan perlakuanku, setelah itu kamipun mengobrol dan kini aku tahu ternyata tante Imel sama-sama punya problem juga dengan suaminya yakni mereka hidup terpisah karena tante Imel merupakan wanita simpanan.