RSS
Facebook
Twitter

Arisan Berondong Tante Girang



Tulisan ini diangkat berdasarkan kisah dan pengalaman yang
sesungguhnya dengan nama
pelaku serta tempat yang
telah diubah. Apabila terdapat
kesamaan nama maupun
tempat peristiwa dalam
tulisan ini, hal itu hanya
merupakan suatu kebetulan
belaka dan tidak ada
hubungannya dengan siapa
pun juga.

aEsApa yang akan aku lakukan
di sini?aEt pikirku ketika tiba di
depan pintu gerbang villa itu.
Villa tersebut terletak di
sebuah bukit terpencil di
tengah kerimbunan hutan
pinus. Untuk sampai di sana
kita harus melalui sebuah
jalan kecil yang merupakan
jalan pribadi yang
menghubungi villa tersebut
dengan jalan utama. Di ujung
jalan tersebut kita akan
menjumpai sebuah pintu
gerbang yang kokoh terbuat
dari besi memagari sebuah
bangunan artistik dikelilingi
oleh taman yang asri. Begitu
kami mendekati gerbang
tersebut, tiba-tiba dua orang
laki-laki berpotongan rambut
pendek dengan tubuh kekar
menghampiri kami. Suamiku
segera menyodorkan sebuah
kartu nama yang entah dari
mana dia peroleh. Kemudian
dengan wajah ramah mereka
membukakan pintu dan
mempersilakan kami masuk.
Di dalam pekarangan villa itu
kulihat beberapa mobil telah
terparkir di sana dan salah
satunya adalah mobil Priyono
sahabat suamiku. Keluarga
kami dan keluarga Priyono
memang bersahabat. Umur
kami tidak jauh berbeda
sehingga kami mempunyai
persamaan dalam pergaulan.
Suamiku seorang pengusaha
muda sukses, demikian juga
Priyono. Baik suamiku maupun
Priyono mereka sama-sama
sibuknya. Mereka
kelihatannya selalu dikejar
waktu untuk meraih sukses
yang lebih besar lagi bagi
keuntungan bisnisnya.
Sehingga boleh dikatakan
hidup kami sangat berlebih
sekali akan tetapi di lain sisi
waktu untuk keluarga
menjadi terbatas sekali.
Hanya pada hari-hari
weekend saja kami baru
dapat berkumpul bersama.
Dan itu pun apabila suamiku
tidak ada urusan bisnisnya di
luar kota.
Keadaan itu dialami juga oleh
istri Priyono, Novie. Sehingga
antara aku dan istri Priyono
merasa cocok dan akrab satu
sama lainnya. Kami juga selalu
mengatur waktu senggang
bersama untuk melakukan
pertemuan-pertemuan rutin
atau rekreasi bersama.
Kebetulan istri Priyono, juga
agak sebaya denganku.
Bedanya dia baru berumur
tiga puluh tahun sedangkan
aku telah berumur tiga puluh
lima tahun. Apalagi wajahnya
masih tetap seperti anak-
anak remaja dengan tahi lalat
di atas bibirnya membuat
penampilan istri Priyono
kelihatan lebih muda lagi.
Selain itu bentuk tubuhnya
agak mungil dibandingkan
denganku. Badannya
semampai namun berbentuk
sangat atletis. Maklumlah
selain dia secara rutin
mengikuti kegiatan latihan di
salah satu fitness center, dia
juga memang seorang atlet
renang. Sehingga warna
kulitnya agak kecoklatan-
coklatan terkena sinar
matahari.
Berbeda denganku yang
berkulit agak putih dengan
bentuk tubuh yang agak lebih
gemuk sedikit sehingga buah
dada dan pinggulku lebih
kelihatan menonjol
dibandingkan dengan istri
Priyono. Menurut
pandanganku penampilan istri
Priyono manis sekali. Ada
suatu daya tarik tersendiri
yang dimilikinya setidak-
tidaknya demikian juga
menurut suamiku. Aku tahu
hal itu karena suamiku sering
membicarakannya dan
malahan pernah bergurau
kepadaku bagaimana rasanya
sekiranya dia melakukan
hubungan seks dengan istri
Priyono.
Pertemuan kami dengan
keluarga Priyono pada
mulanya diisi dengan pergi
makan malam bersama atau
mengunjungi club rekreasi
para eksekutif di setiap akhir
pekan. Sekali-sekali kami
bermain kartu atau pergi
berdarmawisata. Akan tetapi
ketika hal tersebut sudah
mulai terasa rutin, pada
suatu saat suamiku dan
Priyono mengajak kami untuk
ikut menjadi anggota CAPS.
aEsApa artinya itu..?aEt kataku.
aEsArtinya adalah Club Arisan
Para Suami atau disingkat
CAPS, kalau diucapkan dalam
bahasa Inggris jadi kepaE?es,
tuh gagah nggak namanyaaEt,
jawab Priyono.
aEsWalah, baru tahu sekarang
para suami juga kayak
perempuan, pakai arisan
segalaaEt, kataku.
aEsIni arisan bukan sembarang
arisan..aEt, kata Priyono
membela diri.
aEsDahulu mau dinamakan The
Golden Key Club, tapi gara-
gara Eddy Tanzil maka
namanya diganti jadi CAPS,
Club Arisan Para SuamiaEt,
katanya lagi.
aEsYa sudah kalau begitu..,
kalau arisan para suami
kenapa istri perlu dibawa-
bawa ikut jadi anggota?aEt
debatku lagi.
aEsRupanya belum tahu dia..!aEt
kata Prioyono dalam logat
Madura seraya menunjukkan
jempol ke arahku sambil
melirik kepada suamiku.
Suamiku juga jadi ikut
tertawa mendengar logat
Prioyono itu.
aEsHei, rupanya pake rahasia-
rahasiaan segala ya..!aEt kataku
sambil memukul pundaknya.
aEsIya Mbak.., mereka berdua
sekarang ini lagi selalu kasak-
kusuk saja. Jangan-jangan
memang punya rahasia yang
terpendamaEt, tiba-tiba kata
istri Priyono menimpaliku.
aEsEh, jangan marah dulu.. club
arisan ini merupakan suatu
club yang ekslusif. Tidak
sembarangan orang boleh
ikut! Hanya mereka yang
merupakan kawan dekat saja
yang boleh ikut dan itu juga
harus memenuhi syarat!aEt
aEsSyarat apa..?!aEt
aEsMisalnya para anggota harus
terdiri dari pasangan suami
istri yang sah! Betul-betul
sah.. saah.. saah!aEt katanya
meniru gaya Marisa Haque
diiklan TV.
aEsKalau belum beristri atau
bukan istri yang sah, dilarang
keras untuk ikut! Oleh karena
itu untuk ikut arisan ini perlu
dilakukan seleksi yang ketat
sekali dan tidak main-main!
Jadi nggak ada yang
namanya itu rahasiaan-
rahasiaan..!aEt kata Priyono lagi.
aEsAh kayak mau jadi caleg
saja.. pakai diseleksi segala!
Nggak mau sekalian juga
pakai Litsus, terus penataran!
Arisan ya arisan saja..!
Dimana-mana juga sama!
Paling-paling Bapak-bapaknya
ngumpul ngobrolin cewek-
cewek dan Ibu-ibunya
ngerumpi sambil comot
makanan disana-sini..,
akhirnya perutnya jadi
gendut dan pulang-pulang
jadi bertengkar di rumah
karena dengar gosip ini itu!aEt
kataku.
aEsNah, disini masalahnya. Arisan
kita itu bukan arisan gosip,
tapi arisan yang sip!aEt kata
Priyono.
aEsJadi arisan apa pun itu, apa
sip, apa sup, apa saham,
emas, berlian, Mercy atau
BMW, ya akhirnya semua
sama saja.., yang keluar
duluan hanya gosip?aEt kataku
ketus.
aEsBukan.., bukan seperti itu.
Malahan sebaliknya.., arisan ini
justru bertujuan buat
mengharmoniskan kehidupan
perkawinan antara suami
istri!aEt jawab Priyono.
aEsLho, untuk itu kenapa mesti
arisan..?aEt kataku lagi.
aEsBoleh nggak diberi tahu
Mas?aEt kata Priyono sambil
melirik kepada suamiku.
Suamiku tersenyum sambil
mengangguk.
aEsBegini Mbak, terus terang
saja, arisan kita itu
bentuknya kegiatan tukar-
menukar pasanganaEt, katanya.
aEsPasangan?! Pasangan apa..?aEt
jawabku dengan sangat
heran.
aEsYa itu, pasangan suami-
istriaEt, tiba-tiba suamiku
menyeletuk.
aEsMengapa harus ditukar-
tukar sih? Dan apanya yang
ditukar?aEt tanyaku karena
aku jadi semakin tidak
mengerti atas penjelasan
suamiku itu.
aEsWalah, penjelasannya
panjang.., ini kan jaman
emansipasiaEt, kata suamiku.
aEsMemangnya apa
hubungannya dengan jaman
emansipasi!aEt aku menyela
kata-kata suamiku.
aEsBegini.., kegiatan club ini
sebenarnya bertujuan untuk
mengharmoniskan kehidupan
suami istri dalam rumah
tanggaaEt, kata suamiku.
aEsJadi..aEt
aEsJadi.., jadi ya kau ikut saja
dulu deh! Nanti baru tahu
manfaatnya!aEt kata Priyono
menyeletuk.
aEsNggak mau ah kalau hanya
ikut-ikutan!aEt
aEsBegini Neng!aEt kata suamiku.
aEsSingkatnya menurut
pandangan para pakar
seksualogi dalam kehidupan
perkawinan seseorang pada
saat-saat tertentu terdapat
suatu periode rawan dimana
dalam periode tersebut
kehidupan perkawinan
seseorang itu mengalami
krisis. Krisis ini apabila tidak
disadari akan menimbulkan
bencana yang besar yaitu
tidak adanya kegairahan lagi
dalam kehidupan perkawinan.
Apabila tidak ada kegairahan
lagi antara suami-istri
biasanya akan membawa
akibat yang fatalaEt, kata
suamiku lagi.
aEsMisalnya bagaimana?aEt
aEsYa dalam kehidupan
perkawinan itu secara tidak
disadari timbul kejenuhan-
kejenuhan. Kejenuhan yang
paling utama dalam periode
tersebut biasanya dalam
masalah hubungan badan
antara suami istri, pada
periode tersebut hubungan
seks antara suami-istri tidak
lagi menyala-nyala
sebagaimana pada masa
setelah pengantin baru.
Kedua belah pihak biasanya
telah kehilangan kegairahan
dalam hubungan mereka di
tempat tidur yang disebabkan
oleh berbagai faktor.
Hubungan badan suami istri
tersebut akhirnya terasa
menjadi datar dan hanya
merupakan suatu hal yang
rutin saja. Untuk mengatasi
hal itu bagi para pasangan
suami istri perlu mendapatkan
penggantian suasana,
khususnya suasana dalam
hubungan di tempat tiduraEt,
kata suamiku.

aEsAh itu kan hanya alasan
yang dicari-cari saja.., bilang
saja kalau sudah bosan
dengan istri atau mau cari
yang lain!aEt kataku.
aEsNah, disinilah memang letak
masalahnya.., yaitu
aE~kebosananaE?.., dan aE~wanita
lainaE?. Hal itu sangat betul
sekali.., karena aE~kebosananaE?
merupakan sifat manusia,
sedangkan aE~keinginan kepada
wanita lainaE? secara terus
terang itu merupakan sifat
naluri kaum laki-laki secara
umum, disadari atau tidak
disadari, diakui atau tidak
diakui, mereka mempunyai
naluri poligamis, yaitu
berkeinginan untuk melakukan
hubungan badan tidak dengan
satu wanita saja. Akan tetapi
sifat-sifat ini justru
merupakan aE?sumber konflik
utamaaE? dari krisis kehidupan
perkawinan seseorang! Nah!,
hal inilah yang akan dicegah
dalam kegiatan club itu!aEt
aEsJelasnya bagaimana?aEt
kataku.
aEsApabila seorang suami
menuruti naluri kelaki-
lakiannya itu, maka dia
cenderung akan melakukan
penyelewengan dengan
wanita lain secara sembunyi-
sembunyi. Mengapa..? Karena
dia tahu hal itu akan
merupakan sumber konflik
dalam rumah tangga yang
sangat berbahaya. Pertama-
tama karena dia tahu istri
tidak menyetujuinya, oleh
karena itu dilakukan secara
sembunyi-sembunyi, yang
kedua hal itu membuat suatu
keadaan yang tidak adil
dalam kehidupan suami-istri.
Kalau suaminya bisa
merasakan orang lain, untuk
mendapatkan kenikmatan
seksual yang lain daripada
istrinya, kenapa istrinya
tidak..!aEt
aEsApakah memang demikian
problem dari sebuah
perkawinan? Aku kira bukan
hanya soal seks saja yang
menjadi konflik dalam
hubungan suami istri, namun
juga tentunya ada unsur
lainnya!aEt kataku
berargumentasi.
aEsTidak salah pendapatmu!
Memang benar dalam suatu
perkawinan banyak unsur
yang mempengaruhinya, akan
tetapi dalam perkawinan
hanya ada dua unsur saja
yang paling dominan, ibarat
kopi dengan susunya!aEt kata
suamiku.
aEsApa hubungan perkawian
dengan kopi susu?aEt tanyaku
agak heran.
aEsBegini..aEt kata suamiku
selanjutnya. aEsDalam suatu
perkawinan sebenarnya
merupakan campuran antara
dua unsur yang sangat
berbeda, yaitu antara unsur
aE~cintaaE? dan unsur aE~kenikmatan
seksaE?. Kedua unsur ini saling
melengkapi dalam hubungan
perkawinan seseorang. Unsur
cinta adalah merupakan
faktor yang dominan yang
merupakan faktor utama
terjalinnya suatu ikatan batin
antara dua insan yang
berlainan jenis. Unsur cinta
ditandai dengan adanya
kerelaan pengabdian dan
pengorbanan dari masing-
masing pihak dengan penuh
keihlasan dan tanpa
mementingkan egoisme dalam
diri pribadi. Sedangkan unsur
kenikmatan seks adalah
merupakan unsur penunjang
yang dapat memperkokoh
dan mewarnai unsur cinta
tersebut. Unsur ini ditandai
dengan manifestasi adanya
keinginan melakukan
hubungan hubungan tubuh
dari dua insan yang berlainan
jenis, adanya kobaran nafsu
birahi serta adanya keinginan
dari masing-masing pihak
untuk mendominasi
pasangannya secara egois.
Adanya nafsu birahi ini dalam
diri kita sebagai mahluk alam
adalah wajar dan bukan
sesuatu yang memalukan.
Nah.., kedua unsur tadi
apabila kita ibaratkan seperti
minuman tidak bedanya
sebagai aE~kopiaE? dengan
aE?susunyaaE?. Unsur cinta dapat
diibaratkan sebagai kopi dan
unsur kenikmatan seks dapat
diibaratkan sebagai susunya.
Kedua unsur yang saling
berbeda ini dapat dinikmati
dengan berbagai cara. Apakah
ingin dicampur sehingga
menjadi sesuatu yang baru
yang lain rasanya daripada
aslinya atau dinikmati secara
sendiri-sendiri sesuai dengan
rasa aslinya!aEt
aEsJadi apa hubungannya
dengan arisanmu sekarang?aEt
aEsNah, arisan ini bertujuan
untuk membuat keadaan
yang adil dan berimbang di
antara suami dan istri.
Kedua-duanya harus
mempunyai hak yang sama
dalam kehidupan
bermasyarakat sesuai dengan
tuntutan dari wanita itu
sendiri untuk beremansipasi.
Dan hak itu tidak terkecuali
walaupun dalam hubungan
seks, para istri juga harus
diberi kesempatan yang sama
seperti para suami. Para istri
juga harus dapat memilih
kehendaknya, apakah
sewaktu-waktu dia ingin
minum aE~kopinyaaE? saja, atau
aE?susunyaaE? saja, atau aE~kopi
susunyaaE?. Masalahnya
sekarang, bagaimana
mewujudkan hal itu. Kalau
dilakukan oleh para suami
atau para istri itu secara
sendiri-sendiri, maka akan
menjadi kacau dan malahan
tujuannya mungkin tidak akan
tercapai. Oleh karena itu
perlu diusahakan secara
terorganisir. Yang paling
gampang ya, dalam bentuk
kegiatan arisan seperti iniaEt,
kata suamiku.
aEsIya Mbak, siapa tahu
akhirnya para istri juga akan
dapat menikmatinya.., eh
malahan jangan-jangan jadi
lebih doyan!aEt kata Priyono
menimpali komentar suamiku.
aEsAh, kau kayak bensin saja..,
langsung nyamber!aEt kataku.
aEsKalau begitu bukankah hal
itu juga merupakan suatu
penyelewengan dalam
perkawinan?aEt tiba-tiba kata
istri Priyono berkomentar.
aEsTentu saja bukan..! Karena
apa definisi menyeleweng itu?
Seseorang itu dikatakan
menyeleweng apabila dia
melakukan hal di luar
pengetahuan pasangannya.
Atau dengan kata lain dia
melakukan itu secara
sembunyi-sembunyi sehingga
pasangannya tidak tahu dan
tidak pernah menyetujuinya.
Berlainan dengan kegiatan ini.
Semuanya terbuka dan
melalui persetujuan bersama
antara kedua pasangan
suami-istri ituaEt, jawab
suamiku.
Pada akhirnya setelah
menjalani debat yang panjang
dalam forum resmi maupun
tidak resmi, aku dan istri
Priyono mengalah. Resolusi
para suami itu kami terima
dengan catatan kami ikut
dalam kegiatan club ini
semata-mata hanya untuk
sekedar ingin tahu saja dan
tidak ada tujuan lain yang
lebih dari itu. Selain daripada
itu kami mengalah untuk
membuat hati para suami
senang. Oleh karena itulah
malam ini akhirnya aku
berada di tempat ini.
Aku mengenakan gaun dari
bahan satin yang agak tipis
yang agak ketat melekat di
tubuhku. Aku mengenakan
gaun ini adalah juga atas
anjuran suamiku. Suamiku
berkata bahwa aku sangat
menarik apabila mengenakan
pakaian yang agak ketat dan
terbuka. Aku kira pendapat
suamiku benar, karena
dengan memakai gaun ini aku
lihat bentuk tubuhku jadi
semakin nyata lekak-
lekuknya. Apalagi dengan
model potongan dada yang
agak rendah membuat
pangkal buah dadaku yang
putih bersih kelihatan agak
tersembul keluar membentuk
dua buah bukit lembut yang
indah.

Tidak berapa lama kami
berdiri di depan pintu,
seseorang membuka pintu
dan langsung menyalami kami.
aEsSelamat datang dan selamat
malamaEt, katanya langsung
sambil menyalami kami.
aEsPerkenalkan saya Djodi, tuan
rumah di sini, dan ini istriku..,
panggil saja Siska!aEt katanya
langsung memperkenalkan
seorang wanita yang tiba-
tiba muncul. Dandanannya
agak menor untuk menutupi
kerut wajahnya yang sudah
dimakan usia. Tapi secara
keseluruhan bentuk tubuhnya
masih boleh jugalah. Buah
dadanya subur walaupun
perutnya kelihatan agak
gendut. Kelihatannya dia itu
seorang keturunan Cina.
Selanjutnya kami dipersilakan
masuk ke dalam ruangan
tamu.
Suasana dalam ruangan itu
kudapati biasa-biasa saja. Di
sudut-sudut ruangan
terdapat makanan kecil dan
buah-buahan. Di sudut lainnya
ada sebuah bar yang
kelihatan lengkap sekali jenis
minumannya. Sementara itu
suara iringan musik terdengar
samar-samar mengalun
dengan lembut dari ruang
tamu yang besar. Yang
membedakannya adalah para
tamunya. Kelihatannya tidak
begitu banyak, kuhitung
hanya ada belasan orang dan
wanitanya semua berdandan
secantik mungkin dengan
pakaian yang lebih seksi
daripada yang kukenakan.
Demikian juga aku tidak
melihat seorang pelayan pun
atau petugas catering yang
biasanya mengurusi konsumsi
dalam pesta-pesta yang
diadakan di rumah-rumah
mewah seperti ini.
aEsSilakan.. help your self sajaaEt,
kata nyonya rumah kepada
kami dalam bahasa Inggris
logat Cina Singapore.
aEsMemang sengaja para
pembantu semuanya sudah
disuruh ngungsi.., you know
kan, agar privacy kita tidak
terganggu!aEt katanya lagi
dengan suara yang genit.
Kami segera berbaur dengan
pasangan-pasangan lainnya
yang sudah ada di sana.
Priyono dan istrinya sedang
mengobrol dikelilingi beberapa
pasangan lainnya. Aku lihat
istri Priyono benar-benar
sangat menarik sekali malam
itu dengan pakaiannya yang
agak tembus pandang
membuat mata kita mau tidak
mau akan segera terjebak
untuk memperhatikannya
dengan seksama, apakah dia
memakai pakaian dalam di
balik itu. Sehingga dalam
pakaian itu dia tidak saja
kelihatan sangat cantik akan
tetapi juga seksi. Melihat
penampilan istri Priyono,
suamiku jadi sangat antusias
sekali. Dia terus
memperhatikan istri Priyono
tanpa mempedulikanku lagi.
Sikap suamiku yang demikian
menimbulkan juga rasa
cemburu di hatiku. Jadi benar
dugaanku, rupanya suamiku
benar tertarik kepada istri
Priyono. Pantas saja dia
sering memujinya bahkan
sering mengatakan kepadaku
secara bergurau bagaimana
rasanya kalau berhubungan
kelamin dengan istri Priyono.
Tidak berapa lama kemudian
tuan rumah beserta istrinya
menghampiri kami. aEsMari kita
ambil minum dahuluaEt, katanya
sambil langsung menuju bar.
Salah seorang tamu kemudian
bertindak sebagai bar tender.
Dengan cekatan dia
membuatkan minuman yang
dipilih masing-masing orang
dan kebanyakan mereka
memilih minuman yang
bercampur akohol. Kecuali aku
dan istri Priyono. Aku memang
tidak begitu tahan terhadap
minuman beralkohol.
aEsAnda minum apa?aEt tanyanya
kepadaku dan istri Priyono.
aEsCoca cola saja..!aEt kataku.
aEsPakai rum, bourbon atau
scotch?aEt aEsTerima kasih.., coca
cola saja..!aEt
aEsOo, di sini tidak boleh minum
itu! Itu termasuk minuman
kedua yang dilarang di sini..!aEt
katanya dalam nada yang
jenaka. aEsMinuman pertama
yang dilarang adalah cola
atau lainnya yang dicampur
dengan Baygone! Yang kedua
minuman yang anda pilih tadi,
jadi mau tidak mau harus
dicampur sedikit dengan rum
atau lainnya. Saya kira aE~rum
and colaaE? cocok untuk anda
berdua!aEt katanya lagi sambil
terus mencampur rum dan
segelas cola serta menaruh
es batu ke dalamnya.
aEsIni.., cobalah dahulu.., buatan
bar tender terkenal!aEt
katanya sambil menyodorkan
gelas itu kepada kami.
Selesai membuat minuman dia
segera bergabung dengan
kami.

aEsAnda cantik sekali dengan
busana iniaEt, katanya seraya
memegang pundakku yang
terbuka.
Aku agak menjauhinya
seketika karena kukira dia
mabuk. Tapi sesungguhnya hal
itu disebabkan aku tidak
terbiasa beramah-ramah
dengan seorang pria asing
yang belum kukenal benar.
aEsTerima kasihaEt, kataku
berusaha menjawabnya.
aEsDada anda bagus sekaliaEt,
katanya sambil menatap
dalam-dalam ke arah belahan
dada gaunku.
Dia diam sejenak. Kemudian
dia mulai memperhatikanku
secara khusus. Kelihatannya
dia sedang menilaiku. Aku
dapat membacanya dari
senyumnya yang tersembunyi.
Apabila waktu yang lalu ada
seorang laki-laki yang
memandang diriku secara
demikian maka suamiku
mungkin akan segera
mengirimkan bogem mentah
kepadanya.
Aku pun kemudian mulai
memperhatikan
penampilannya. Aku berpikir
apakah dia laki-laki yang
akan meniduriku nanti? Tidak
begitu jelek juga, pikirku.
Tinggi badannya kira-kira 170
cm, dengan bahu yang bidang
dan wajah yang ramah
menarik. Aku berpikir rupanya
dalam club ini untuk dapat
tidur dengan seorang wanita
tidak berbeda bagaikan akan
membeli seekor sapi saja.
Namun secara tidak disadari
aku menyukai juga ucapannya
itu terutama datangnya dari
seorang pria yang tidak aku
kenal dan di hadapan
suamiku. Kuharap dia dengar
kata-kata itu. Kata-kata itu
ditujukan kepadaku, bukan
kepada istri Priyono. Ya, pada
saat itu aku merasa agak
melambung juga walaupun
hanya sedikit.
Aku segera menghabiskan
minumanku. Aku memang
selalu berbuat itu, akan
tetapi rupanya dia
mengartikannya lain bahwa
aku ingin segera memulai
sesuatu.
aEsJangan terburu-buru!aEt
katanya.
aEsKita belum lagi tahu cottage
mana yang akan anda
tempatiaEt, katanya sambil
menambah minumanku. aEsAkan
tetapi saya senang sekali
apabila nanti kita dapat
tempat yang sama dan
segera ke sana.aEt bisiknya.
Aku menjadi agak terselak
seketika. Hal ini disebabkan
bukan hanya aku kaget
mendengar bisikannya itu,
tetapi juga minumanku terasa
sangat keras sehingga
kepalaku langsung terasa
mulai berat.

aEsSaya benar-benar baru
pertama kali mengikuti
pertemuan iniaEt, tiba-tiba aku
berkata secara spontan.
aEsOhhaEt, katanya agak kaget.
Kemudian dia menatapku
dengan pandangan yang
menyesal.
aEsSaya harap kata-kata saya
tadi tidak menyinggung anda.aEt
bisiknya dengan nada minta
maaf.
aEsSungguh.. sungguh tidakaEt,
kataku sambil memberikan
senyuman.
Tidak berapa lama kemudian
tuan rumah mengumumkan
akan melakukan penarikan
nomor arisan. Semula aku
mengira tuan rumah akan
menarik nama pasangan yang
akan mendapat arisan bulan
ini sebagaimana arisan-arisan
biasa lainnya. Akan tetapi
dugaanku meleset. Mula-mula
tuan rumah meminta kami
untuk berkelompok secara
terpisah antara suami istri.
Para suami membuat
kelompok sendiri dan para
istri juga membuat kelompok
sendiri. Selanjutnya kami
masing-masing diminta
mengambil amplop kecil dalam
dua buah bowl kristal yang
berbeda yang diletakkan
pada masing-masing kelompok.
Satunya untuk para suami
dan satunya lagi untuk para
istrinya. Amplop kecil tersebut
ternyata berisi sebuah kunci
dengan gantungannya yang
bertuliskan sebuah nomor.
Aku bertanya kepada wanita
di sebelahku yang kelihatan
sudah biasa dalam kegiatan
ini.
aEsKunci ini adalah kunci
cottage yang ada di sekitar
villa ini..aEt katanya. aEsJadi nanti
kita cocokkan nomor yang
ada di kunci itu dengan
nomor bungalow atau kamar
di sana.aEt
aEsTerus..aEt kataku selanjutnya.
aEsTerus..!?aEt katanya sambil
memandang kepadaku dengan
agak heran. aEsTerus..? Oh ya..,
kita tunggu saja siapa yang
dapat kunci dengan nomor
yang sama!aEt
Tiba-tiba hatiku menjadi
kecut. Aku tidak dapat
membayangkan apa yang
akan dilakukan dalam cottage
itu. Apalagi hanya berduaan
dengan laki-laki yang bukan
suami kita.
aEsJadi kita hanya dengan
berdua dalam cottage itu?aEt
aEsYa, karena kuncinya sudah
pas sepasang-sepasang!aEt
aEsJadi kita tidak tahu siapa
yang dapat kunci dengan
nomor yang sama dengan
nomor kita?aEt kataku untuk
menegaskan dugaanku.
aEsYa, memang sekarang ini
sistemnya berbeda. Dahulu
pada waktu club ini disebut
The Golden Key Club memang
kita bisa ketahui karena para
pesertanya mula-mula berada
dalam sebuah kamar masing-
masing. Jadi kita tahu siapa di
kamar nomor berapa.
Kemudian baru para suami
keluar dan saling tukar
menukar kunci kamar mereka
dimana para istrinya berada
di dalamnya. Sekarang sistem
itu telah dirubah. Karena
dengan sistem itu ada
anggota yang suka curang.
Dia memilih pasangan yang
diincarnya sehingga timbul
komplain dari anggota yang
lain. Sekarang masing-masing
pasangan mengambil kunci
kamar secara diundi dan
disaksikan oleh semua
anggota. Sehingga sekarang
lebih fair karena anggota
tidak dapat memilih
pasangannya yang diincar
terlebih dahulu. Kelemahannya
dalam sistem ini ada
kemungkinan pasangan suami-
istri itu juga akan
mendapatkan nomor yang
sama. Kalau sudah begitu ya
nasibnya lah.., kali ini dia tidak
dapat apa-apa.aEt
Sekarang aku baru mengerti
mengapa club ini dahulu
dinamakan The Golden Key
Club. Selesai kami mengambil
kunci semua berkumpul
kembali di ruang tamu. Tuan
rumah meminta kami untuk
mengambil gelas sampanye
masing-masing kemudian kami
bersulang. Aku mereguk
sampanye itu sekaligus
sehingga kepalaku kini terasa
semakin berat.
aEsDapat nomor berapa?aEt kata
suamiku yang tiba-tiba sudah
berada di sampingku.
aEsNomor delapan..!aEt jawabku.
aEsUntung..! aEt
aEsKenapa untung?aEt
aEsYa untung tidak dapat
nomor yang sama.., nomorku
duabelas!aEt katanya.
aEsItu bukan untung tapi
cilaka.., cilaka duabelas
namanya!aEt
aEsYa tapinya untung juga..!aEt
jawab suamiku.
aEsKenapa..?aEt
aEsUntung bukan cilaka
tigabelas!aEt jawabnya sambil
tertawa.
aEsSudah percuma berdebat di
sini..!aEt kataku. aEsEh kalau Novie
dapat nomor berapa ya?aEt
kataku lagi.
aEsIya ya.., nomor berapa dia,
tolong kau tanyakan dong!aEt
Rupanya aku tidak usah
berpayah-payah mencari
Novie karena tiba-tiba
Priyono dan istrinya sudah
berada di dekat kami.
aEsEh, kamu dapat nomor
berapa?aEt aku berbisik kepada
Novie. aEsNomor duabelas
Mbak..aEt jawabnya.
Aku jadi terhenyak. Jadi
maksud suamiku untuk
meniduri istri Priyono kini
tercapai. Aku segera memberi
isyarat kepada suamiku
bahwa nomornya sama
dengan nomor dia. Suamiku
kelihatan berseri-seri sekali
ketika menerima isyaratku.
Aku jadi agak cemburu lagi
melihat tingkahnya. Dia
bernyanyi-nyanyi kecil
mengikuti irama musik yang
mengalun di ruangan itu.
Tidak berapa lama kemudian
lampu-lampu di seluruh
ruangan itu mulai meredup.
Ruangan itu kini menjadi agak
gelap dan alunan musik
berirama slow terdengar lebih
keras lagi. Suasana dalam
ruangan itu kini jadi lebih
romantis. Aku lihat beberapa
pasangan yang mulai
berdansa tapi kebanyakan
dari mereka menyelinap satu
persatu, mungkin menuju
cottage-nya masing-masing,
tapi ada juga yang masih
duduk-duduk mengobrol di
sofa.
Tiba-tiba Priyono mengajakku
untuk berdansa. Dan sudah
barang tentu suamiku segera
juga mengajak istri Priyono
berdansa. Ketika kami
berdansa Priyono
mendekapku erat-erat.
Begitu sangat eratnya
sehingga seolah-olah kami
dapat mendengar degub
jantung di dada masing-
masing.
aEsKamu dapat nomor berapa?aEt
tiba-tiba Priyono berbisik di
telingaku.
aEsNomor delapan!aEt jawabku.
aEsAh, sayang..aEt
aEsMengapa?aEt kataku lagi.
aEsAku nomor enam!aEt katanya
lagi.
aEsSiapa itu..?aEt tanyaku.
aEsAku dengar sih Nyonya
Siska, istrinya tuan rumah!aEt
aEsWah, enak dong.., orangnya
sintal, mungkin tiga hari
nggak habis dimakan!aEt kataku
berseloroh.
aEsJangan ngeledek ya..!aEt
katanya.
aEsMemangnya kenapa..? Kan
betul orangnya sintal!aEt
aEsPotongan seperti itu bukan
typeku!aEt katanya.
aEsTypemu seperti apa sih?aEt
kataku.
aEsSeperti kamu..!aEt katanya lagi
sambil terus mendusal-dusal
leherku.
Aku jadi agak bergelinjang
juga leherku diciumi Priyono
sedemikian rupa. Selama kami
bergaul belum pernah dia
melakukan hal yang tidak
senonoh denganku. Dia sangat
sopan terhadapku. Tapi malam
ini tiba-tiba saja dia berbuat
itu. Apakah karena pengaruh
alkohol yang dia minum tadi
atau memang selama ini dia
juga mempunyai perasaan
yang terpendam terhadap
diriku. Perasaanku kini jadi
melambung kembali. Ditambah
dengan pengaruh alkohol
yang aku minum tadi, aku
merasakan adanya gairah
birahi yang timbul dalam
diriku ketika berdekapan
Priyono sehingga aku pasrah
saja leherku didusal-dusalnya.
aEsEh, kau ngerayu, atau
mabok..? Kenapa dari dulu-
dulu nggak bilang!aEt kataku
sambil terus mendekapkan
tubuhku lebih erat lagi
sehingga buah dadaku terasa
menyatu dengan dadanya.
aEsMalu sama suamimu!aEt
aEsKenapa malu.., dia sendiri
juga sering cerita bahwa dia
suka sama istri kamu, eh
sekarang dia dapat nomor
kamar istrimu lagi!aEt kataku
lagi.
aEsOh ya..?aEt kata Priyono.
aEsKalau aku dulu bilang.., kau
terus mau apa?aEt
aEsTentunya kita nggak usah
payah-payah ikut arisan di
sini.. di rumah saja!aEt
aEsAh, kau..!aEt katanya sambil
terus menempelkan pipinya ke
pipiku. Selanjutnya begitu
irama musik hampir selesai,
tiba-tiba Priyono meraih
wajahku dan langsung
mengecup bibirku dengan
lembut.
Ketika kami kembali ke
tempat semula kudapati
suamiku dan istri Priyono
sudah tidak ada di sana. Aku
pikir mereka sudah tidak
sabar lagi dan masuk ke
cottagenya ketika kami
sedang berdansa tadi. Baru
saja kami duduk tiba-tiba
sepasang suami istri datang
menghampiri kami dan
mengulurkan tangannya.
aEsSaya Alex.., dan ini istri saya
MiraaEt, katanya
memperkenalkan diri.
Priyono dan aku
menyebutkan nama kami
masing-masing. Selanjutnya
kami berbasa-basi
berbincang-bincang sejenak.
aEsAnda dapat nomor berapa?aEt
dia bertanya kepada Priyono.
aEsEnam!aEt jawab Priyono
singkat.
aEsSaya nomor delapan dan
istri saya nomor enambelasaEt
katanya.
Aku jadi tersentak seketika,
demikian juga Priyono.
aEsItu adalah nomorkuaEt, kataku.
aEsOh ya!aEt kata Alex agak
kaget. aEsSaya kira anda
berdua sudah bernomor
sama.., tapi anda kan bukan
pasangan suami istri?aEt
katanya lagi.
aEsYa..!aEt kataku hampir
serempak.
Kemudian dia berpaling
kepada Priyono dan mengamit
lengannya menjauhi kami.
aEsBolehkah kita bernegosiasi..aEt
bisiknya kepada Priyono.
aEsSaya lihat anda senang
sekali dengan nomor delapan.
Sebenarnya saya juga senang
dengan penampilannya, akan
tetapi saya sudah mempunyai
janji dengan nomor enam.
Bagaimana kalau kita
bertukar nomor? Anda
mengambil nomor delapan dan
saya nomor enam. Sedangkan
istri saya memang sudah
sesuai dengan nomor
enambelas yang juga
kebetulan tuan rumah kita.
Memang hal ini tidak
diperbolehkan apabila ada
anggota lainnya yang tahu.
Tapi saya harap hal ini hanya
di antara kita saja.aEt
Bagaikan mendapatkan durian
runtuh, Priyono segera saja
mengiyakan. Kemudian kulihat
mereka bertukar nomor
kunci.
aEsOh, dear!aEt kata Alex. aEsKali ini
saya tidak akan
menginterupsi kalian. Lain kali
saya harap saya dapat
nomor anda lagi!aEt Kemudian
dia melingkarkan tangannya
ke tubuhku dan memberikan
sebuah kecupan kecil di
bibirku. Selanjutnya tidak ayal
lagi Priyono segera memegang
tanganku dan menuntunku
menuju cottage nomor
delapan.
Ketika kami memasuki pintu
cottage itu aku berpikir di
sinilah kemungkinan awalnya
perubahan hidupku. Seumur
hidupku aku belum pernah
melakukan hubungan badan
dengan laki-laki lain kecuali
dengan suamiku sendiri, akan
tetapi hal itu akan berubah
dalam waktu beberapa menit
ini. Aku akan menjadi seorang
istri yang serong dan
semuanya ini disebabkan oleh
ulah suamiku sendiri. Apakah
ada orang yang akan
percaya mengenai hal itu?
Secara jujur begitulah
keadaanku dan itulah apa
yang kupikirkan waktu itu.
Aku tahu dengan ini aku
memberikan suamiku semacam
kepuasan seks lain
sebagaimana yang dia
inginkan.
Begitu memasuki cottage itu
Priyono langsung merangkulku
dan mulai menghujani wajahku
dengan kecupan-kecupan
kecil. Dia kelihatan begitu
sangat bernafsu sekali
terhadap diriku. Aku benar-
benar tidak menyangka
Priyono dapat bersikap
seperti itu. Selama ini kukenal
dia wajar-wajar saja apabila
bertemu denganku. Apakah
pada acara-acara rutin kami
atau kesempatan lainnya.
Kupikir apakah hal itu akibat
pengaruh alkohol yang
diminumnya tadi atau mungkin
juga memang sejak dahulu dia
sudah mempunyai minat yang
besar terhadap diriku namun
dia terlalu sopan untuk
mengungkapkannya dalam
kesempatan yang biasa.
Tidak berapa lama kemudian
tangannya segera menyusup
ke balik busanaku yang
memang berpotongan rendah
dan menjalar menelusuri
punggungku. Tiba-tiba
kusadari betapa nikmatnya
itu semua. Aku merasakan
suatu hal yang luar biasa
yang belum pernah kualami
sebelumnya, aku merasa
bagaikan kembali pada saat-
saat dimana aku mengalami
ciuman yang pertama dari
seorang laki-laki. Hanya kini
rasa sensasi yang muncul
dalam diriku aku rasakan
tidak asing lagi. Aku ingin
segera ditiduri.
Ketika bibirnya menempel di
bibirku aku pun langsung
melumatnya dengan kuat.
Selanjutnya dia
merenggangkan mulutku dan
mendorongkan lidahnya di
antara gigiku mencari-cari
lidahku yang segera
kujulurkan untuk
menyambutnya. Sungguh
merupakan suatu ciuman
yang panjang dan lama sekali.
Selanjutnya dengan segera
tangannya mulai meraba
daerah sekitar buah dadaku.
Aku mempunyai suatu
kelemahan mengenai buah
dadaku, aku maksudkan buah
dadaku sangat sensitif sekali.
Begitu buah dadaku
tersentuh maka praktis akan
membuatku terus
bergelinjang. Oleh sebab itu
ketika tangannya menyentuh
langsung puting susuku maka
aku menjadi bergelinjang dan
meliuk-liuk dengan liarnya.
Jari-jariku menghujam di
punggungnya menahan suatu
perasaan yang sangat
dahsyat.
Pada saat tubuh kami
terlepas satu sama lainya,
nafas kami pun memburu
dengan hebat. Dia mulai
meneliti busanaku mencari
kancing atau pun reitsleting
untuk segera melepaskan
busana itu dari tubuhku. Akan
tetapi busanaku memang
hanya mempergunakan karet
elastis saja, maka dengan
mudah aku segera
melepaskan busana itu melalui
kepala. Aku tidak mengenakan
apa-apa lagi di balik
busanaku itu kecuali dua
carik pakaian dalam model
bikini yang tipis dengan
warna yang senada dengan
kulitku.
aEsSaya senang dengan puting
susu yang besaraEt, katanya
sambil menyentuh puting
susuku dengan lembut.
aEsKarena cukup untuk
menyusui anaknya dan
sekaligus bapaknya.aEt Aku
tidak menjawab. Kupikir dalam
kesempatan seperti ini dia
masih saja bisa berkelakar.
Akan tetapi sebenarnya saat
itu aku juga ingin berkata
kepadanya bahwa aku juga
ingin segera menyaksikan
bagaimana bentuk tubuh
aslinya di balik kemeja dan
pantalonnya itu. Namun aku
merasa masih sangat malu
untuk berkata secara terus
terang. Rupanya dia dapat
membaca apa yang ada dalam
pikiranku. Sehingga
selanjutnya kudapati dia mulai
membuka kancing kemejanya
dan melepaskan kemeja itu
dari tubuhnya.
Aku masih teringat bagaimana
bentuk dadanya itu dan
bagaimana ketika dia
memperlakukan diriku.
Dadanya kecoklat-coklatan
hampir berwarna sawo
matang penuh ditumbuhi
dengan bulu dada keriting
berwarna hitam di tengahnya.
Otot-ototnya pun semua
kelihatannya sangat kokoh
dan seimbang. Ingin rasanya
aku menyentuhkan wajah
serta puting susuku ke
dadanya, dan tidak berapa
lama kemudian secara tidak
kusadari aku telah melakukan
hal itu. Aku mengecup
dadanya kemudian puting
susunya. Betapa aku menggali
kenikmatan dari itu semua.
Ketika aku merapatkan
tubuhku ke tubuhnya, aku
dapat merasakan gumpalan
alat kejantanannya di balik
pantalonnya yang sudah
menjadi besar dan keras
sekali. Dia menggesek-
gesekkan alat kejantanannya
tersebut ke tubuhku yang
hanya mengenakan BH serta
celana dalam nylon yang tipis.
Sementara itu tangannya
telah menyusup ke balik
celana dalamku menelusuri
daerah sekitar pantatku dan
meremas-remasnya dengan
kuat daging pantatku yang
lembut dan berisi. Selanjutnya
dengan serta merta dia
melucuti celana dalamku ke
bawah kakiku, sementara aku
pun merasa semakin
bergelinjang dengan
hebatnya. Segera saja
kulemparkan celana dalam itu
dengan kakiku jauh-jauh dari
tubuhku. Dia pun kini
melepaskan BH-ku sehingga
kini tubuhku benar-benar
berada dalam keadaan
bertelanjang bulat berdiri di
hadapannya.
Kemudian Priyono agak
menjauh beberapa saat untuk
menurunkan reitsleting
calananya. Begitu reitsleting
diturunkan dalam sekejap
pantalonnya pun juga ikut
tergusur ke bawah. Dan
sudah barang tentu
pemandangan selanjutnya
yang kusaksikan adalah
sebuah alat kejantanan yang
sangat besar dan gempal
sedang berdiri dengan
tegaknya menentang diriku.
Aku tidak melihat banyak
perbedaan dengan bentuk
alat kejantanan suamiku,
akan tetapi yang
mengesankan adalah alat
kejantanan yang kulihat
sekarang adalah milik seorang
laki-laki lain walaupun dia
sahabat suamiku. Seumur
hidupku aku belum pernah
menyaksikan alat kejantanan
seorang laki-laki dewasa yang
begitu dekat jaraknya
dengan tubuhku kecuali alat
kejantanan suamiku sendiri,
apalagi aku sendiri dalam
keadaan bertelanjang bulat,
dan tidak berapa lama lagi
dia akan menyetubuhi diriku
dengan alat tersebut.
Sehingga secara tidak sadar
kurasakan timbul suatu
keinginan dalam diriku untuk
segera memegang bahkan
menghisap alat kejantanan
itu, akan tetapi sekali lagi
aku masih tidak mempunyai
keberanian melakukan hal itu.
Selanjutnya Priyono meraih
dan membopong tubuhku
yang telah bertelanjang bulat
itu ke atas tempat tidur. Aku
segera telentang di sana
dengan segala kepolosan
tubuhku menanti kelanjutan
dari dari kesemuanya itu
dengan pasrah. Akan tetapi
rupanya Priyono belum mau
memasukkan alat
kejantanannya ke liang
kewanitaanku. Dia masih
tetap saja berdiri menikmati
pemandangan keindahan
tubuhku dengan pandangan
yang penuh dengan
kekaguman.
Tatapan mata Priyono ke
seluruh tubuhku yang bugil di
lain keadaan juga
menumbuhkan semacam
perasaan erotis dalam diriku.
Aku merasakan adanya suatu
kenikmatan tersendiri
bertelanjang bulat di hadapan
seorang laki-laki asing yang
bukan suamiku sendiri dan
memperlihatkan seluruh
keindahan lekuk tubuhku
yang selama ini hanya
disaksikan oleh suamiku saja.
Sehingga secara tidak sadar
kubiarkan tubuhku dinikmati
mata Priyono dengan sepuas-
puasnya. Malahan ketika
tatapan mata Priyono
menyapu bagian bawah
tubuhku secara reflek aku
renggangkan keduabelah
pahanya agak lebar seakan-
akan ingin memberikan
kesempatan yang lebih luas
lagi kepada mata Priyono
untuk dapat menyaksikan
bagian dari tubuhku yang
paling sangat rahasia bagi
seorang wanita.

Puas menikmati keindahan
tubuhku kini tangan Priyono
mulai sibuk di seluruh
tubuhku. Tangannya mulai
meraba dan meremas seluruh
bagian tubuhku yang
sensitive. Mulai dari buah
dadaku yang subur berisi
sampai pada liang
senggamaku yang ditumbuhi
oleh bulu-bulu halus yang
sangat lebat. Aku menjadi
tambah bergelinjang dan
tubuhku terasa bergetar
dengan hebat. Secara tidak
sadar aku mulai menggoyang-
goyangkan pinggulku dengan
hebat. Liang senggamaku
tambah berdenyut dengan
hebat dan terasa licin dengan
cairan yang keluar dari
dalamnya. Aku heran
bagaimana seorang laki-laki
yang bukan suamiku dapat
membuat diriku menjadi
sedemikian rupa. Tidak pernah
kubayangkan sebelumnya
bahwa aku dapat merasakan
gelinjang birahi yang
sedemikian hebat dari laki-laki
lain yang bukan suamiku.
Tidak berapa lama kemudian
dia berlutut di depanku dan
merenggangkan kedua belah
pahaku lebih lebar lagi.
Selanjutnya dia merangkak di
antara kedua belah pahaku
dan menatap langsung ke
arah alat kewanitaanku. Lalu
dia membungkukkan tubuhnya
agak rendah dan mulai
menciumi pahaku yang lama
kelamaan semakin dekat ke
arah liang kenikmatanku.
Kembali aku merasakan suatu
sensasi yang hebat melanda
diriku. Aku benar-benar
merasa semakin bertambah
liar.
Aku berteriak liar dengan
suara yang sukar dipercaya
bahwa itu keluar dari
mulutku. Bagaikan serigala
yang ganas Priyono segera
melumat habis-habisan alat
kewanitaanku. Mula-mula dia
menjulurkan lidahnya dan
mulai menyapu klitorisku
dengan sangat halus sekali
namun cukup untuk
membuatku menjadi lupa
daratan. Pinggulku secara
otomatis mulai bergerak
turun naik bagaikan
dikendalikan oleh sebuah
mesin dalam tubuhku.
Priyono kemudian menurunkan
lidahnya lebih ke bawah lagi
dan membuat putaran kecil di
sekitar liang senggamaku dan
akhirnya dia sorongkan
lidahnya dengan mahir ke
dalamnya. Aku merasakan
darahku menggelegak.
Lidahnya terus keluar masuk
berputar-putar menari-nari.
Betapa tingginya seni
permainan lidahnya itu tidak
dapat kulukiskan dengan
kata-kata. Lebih jauh dari itu
aku tidak tahan lagi dan aku
langsung mencapai puncak
orgasme yang hebat.
aEsSudah.. sudahlahaEt, akhirnya
aku berkata. Priyono tetap
meneruskan melahap liang
senggamaku. Sementara itu
aku terus-menerus mengalami
orgasme bertubi-tubi namun
pada akhirnya dia berhenti
juga. Dan pada saat dia
mengambil posisi untuk
menyetubuhi diriku, aku
segera bangkit dan kini tanpa
merasa risih lagi aku segera
meraih alat kejantanannya
yang hangat berwarna
kemerah-merahan lalu
memasukkannya ke dalam
mulutku dan mulai bekerja
dengan lidahku di sepanjang
alat kejantanannya yang
begitu terasa keras dan
tegang. Aku merasakan suatu
kenikmatan yang lain yang
belum pernah aku rasakan.
Aku merasakan alat
kejantanan Priyono
mempunyai aroma yang
berlainan dengan alat
kejantanan suamiku.
Kini aku baru sadar alat
kejantanan dari setiap laki-
laki juga mempunyai
perbedaan rasa yang khas
yang tidak sama antara satu
lelaki dengan lelaki lainnya.
Bukan saja dari bentuk dan
ukurannya akan tetapi juga
dari aroma yang dipancarkan
oleh masing-masing alat
kejantanan itu. Selain itu aku
merasakan alat kejantanan
laki-laki lain ternyata terasa
lebih nikmat daripada alat
kejantanan suamiku sendiri.
Mungkin hal itu karena aku
mendapatkan sesuatu yang
lain dari apa yang selama ini
kurasakan. Jadi walaupun
serupa tetapi tidak sama
rasanya.

aEsSekarang giliranku untuk
meminta berhentiaEt, katanya
dengan tenang. Sebenarnya
aku enggan melepaskan alat
kejantanan yang menggiurkan
itu dari mulutku. Aku ingin
merasakan betapa alat
kejantanannya itu
memancarkan sperma dalam
mulutku, akan tetapi kupikir
tidak akan senikmat
sebagaimana bila alat
kejantanannya itu meledak
dalam rahimku dalam suatu
persetubuhan yang sempurna,
sehingga kuturuti
permintaannya dan
membaringkan tubuhku
dengan kedua belah kakiku
ke atas. Selanjutnya aku
menyaksikan sebuah dada
yang bidang menutupi
tubuhku dan tidak lama
kemudian kurasakan alat
kejantanannya itu mulai
terbenam ke dalam liang
senggamaku yang hangat dan
basah. Aku jadi agak
mengerang kecil ketika alat
kejantanan yang besar dan
gempal itu memasuki tubuhku.
aEsOh, sayang.., sayangaEt, kata
Priyono bergumam.
aEsTeruskan.., teruskan!
Rasanya dahsyat sekali..!aEt
kataku secara spontan sambil
mengencangkan otot liang
senggamaku sehinga alat
kejantanan Priyono itu
terjepit dengan kuat.
Kemudian dengan suatu
kekuatan bagaikan sebuah
pompa hydroulis, liang
kewanitaanku menghisap
dalam-dalam alat kejantanan
itu sehingga terasa
menyentuh leher rahimku.
Secara perlahan-lahan dia
mulai menggerakkan tubuhnya
di atas tubuhku. Untuk
beberapa saat aku telentang
tanpa bergerak sama sekali
menikmati diriku disetubuhi
oleh seorang laki-laki yang
bukan suamiku. Sungguh sulit
dipercaya, aku merasa hal ini
sebagai suatu mimpi. Seorang
laki-laki lain yang bukan
suamiku kini sedang
memasukkan alat
kejantanannya ke dalam
tubuhku dan aku pun sedang
menggali semua kenikmatan
darinya.
Selanjutnya aku mulai
menggoyang-goyangkan
pinggulku dalam suatu
putaran yang teratur
mengikuti gerakan turun naik
tubuhnya. Dengan garang
Priyono terus-menerus
menikamkan alat
kejantanannya sedalam-
dalamnya ke liang
senggamaku secara bertubi-
tubi. Alat kejantanannya
dengan teratur keluar masuk
dan naik turun di liang
senggamaku yang membuka
serta meremas dengan erat
alat kejantanan itu. Aku
merasakan persetubuhan
yang sedang kami lakukan ini
betul-betul sangat hebat. Dan
kesemuanya ini disebabkan
oleh alat kejantanan seorang
laki-laki lain yang bukan
suamiku.
Selanjutnya Priyono mulai
menghujamkan tubuhnya ke
tubuhku semakin kuat dan
semakin kencang. Kami jadi
bergumulan dengan hebat di
atas tempat tidur saling cabik
mencabik tubuh masing-
masing. Tubuh kami bersatu
dan merenggang dengan
hebat. Setiap hunjamannya
membawaku ke suatu alam
fantasi yang jauh entah
dimana yang tidak pernah
kuketahui dan belum pernah
kualami sebelumnya. Yang aku
tahu pada saat itu hanyalah
suara desahan kenikmatan
yang keluar dari mulut kami
masing-masing.
Tiba-tiba puncak dari itu
semua, kurasakan alat
kejantanannya yang berada
dalam liang senggamaku
menjadi sedemikian membesar
dan tegang dengan keras.
Liang senggamaku pun terasa
berdenyut lebih keras lagi
dan akhirnya aku merasakan
suatu cairan yang hangat
dan kental terpancar dari
alat kejantanannya
membanjiri liang senggamaku.
Nafas Priyono dengan kuat
menyapu wajahku. Saat yang
mendebarkan itu berlangsung
lama sekali. Sangat sukar aku
lukiskan betapa kenikmatan
yang kualami dari
kesemuanya itu. Akhirnya
kami terbaring dengan segala
kelelahan namun dalam suatu
alam kenikmatan lain yang
belum pernah aku alami
bersama suamiku. Yang
terang ketika Priyono
menarik alat kejantanannya
dari liang senggamaku, aku
merasakan ada sesuatu yang
hilang dari dalam tubuhku.
Sisa malam itu tidak kami sia-
siakan begitu saja. Kami
menghabiskan sisa malam itu
dengan melakukan hubungan
intim beberapa kali lagi
bagaikan sepasang suami-istri
yang sedang berbulan madu
dalam suatu hubungan
persetubuhan yang sangat
dahsyat dan belum pernah
kualami bersama suamiku
selama ini. Kami terus
berasyik-masyuk sampai
saat-saat terakhir kami
kembali ke rumah masing-
masing ketika hari sudah
menjelang subuh.
Keesokan harinya ketika aku
terbangun, aku merasa
bagaikan seorang wanita
yang baru dilahirkan kembali.
Demikian pula suamiku. Aku
merasakan adanya suatu
kesegaran dan kecerahan lain
dari yang lain dan penuh
dengan semangat kegairahan
hidup. Hal ini membawa
pengaruh kepada hari-hariku
selanjutnya. Aku merasa
mendapatkan suatu horizon
baru dalam kehidupan.
Demikian juga suamiku,
kurasakan cinta kasih kami
semakin bertambah dari
waktu-waktu sebelumnya.
Kehidupan rumah tangga kami
serasa lebih harmonis penuh
dengan keceriaan dan
kegembiraan daripada waktu-
waktu yang lalu. Dengan
demikian tidak mengherankan
kiranya apabila aku dan
suamiku terus menghadiri
arisan itu beberapa kali dan
selama itu pula aku telah
dapat merasakan berbagai
macam type alat kejantanan
laki-laki dalam berbagai
macam bentuk dan ukuran
serta berbagai macam tehnik
permainan hubungan kelamin
dengan para suami orang lain.
Akan tetapi yang penting dari
kesemuanya itu, di lain
keadaan, aku menyadari
suatu hal yang selama ini
tidak pernah terpikirkan
maupun kubayangkan
sebelumnya, bahwa alat
kejantanan suami kita sendiri
sesungguhnya juga
mempunyai suatu
keistimewaan tersendiri. Aku
dapat mengetahuinya
kesemuanya itu karena aku
telah dapat
membandingkannya dengan
alat kejantanan dari suami-
suami orang lain.

TAMAT


Memek Dewi



Aku terbangun dari tidurku di
atas sebuah ranjang ukuran
king size. Tubuhku telanjang
bulat tanpa sehelai benang
pun. Di kedua payudaraku
masih tersisa air mani pria
yang lengket di kulitku. Di
samping kiriku, kulihat
Andre juga dalam keadaan
bugil sedang tidur
tertelungkup. Di kananku,
Tommy yang juga bugil tidur
dalam posisi miring dengan
kaki agak tertekuk.
Kudengar suara orang
menggerakkan badannya
agak jauh. Aku duduk di atas
tempat tidurku, dan kulihat
Dewi dengan tubuh mulusnya
yang telanjang bulat sedang
membalikkan badan, dan
meneruskan tidurnya. Di
sampingnya ada Donny yang
tidur telanjang bulat dalam
posisi terlentang, dan mm..ini
pemandangan yang
menggairahkanku, batang
kemaluannya dalam posisi
tegang mengacung ke atas.
Aku turun dari tempat tidur,
dan menuju ke arah Donny.
Tanganku mulai nakal
mengocok-ngocok batang
kemaluannya. Donny mulai
bereaksi, tanpa sadar
pinggulnya ikut irama naik-
turun. Aku mempercepat
kocokan tanganku di batang
kemaluannya. Donny
terbangun dan tersenyum
melihatku.
aEsWow, Sus, enak banget
kocokan kamu, terus sayang..
oh.. oh,aEt Donny berkata
padaku sambil mulai
terengah-engah.
Aku kemudian bangkit dan
menaiki tubuh Donny.
Kuarahkan batang
kemaluannya yang telah
besar dan menegang itu ke
lubang kemaluanku.
Kumasukkan pelan-pelan
batang kemaluannya ke dalam
lubang kemaluanku, dan aku
mulai bergerak naik turun di
atas tubuh Donny. Nikmatnya
memang luar biasa sekali, aku
merasakan batang kemaluan
Donny menusuk-nusuk
rahimku. Donny kini mulai
mengimbangiku. Dia pun asyik
memainkan pinggulnya,

sementara kedua tangannya
memegang erat pinggangku.
Lidahnya mulai bermain
mengisap dan menjilati
payudaraku.
aEsDon, tetekku aE~kan masih ada
bekas pejunya,aEt aku
memperingatkan.
aEsAh, cuek,aEt kata Donny sambil
terus menjilati dan mengisap
puting payudaraku.
Lalu dengan kecepatan luar
biasa, Donny membalik tubuh
kami berdua tanpa
melepaskan batang
kemaluannya dari lubang
kemaluanku. Kini Donny yang
di
atas, dia yang bergerak aktif
memasukkeluarkan batang
kemaluannya.
aEsAh.., ah.., awww.., sstt.., ah..,aEt
mulutku mulai mendesis
berulangkali karena
rangsangan yang ditimbulkan
Donny.
Sedang asyiknya aku dan
Donny bersenggama, Dewi
yang tidur di sebelah kami
terbangun. Dia melihat kami
sedang asyik bersenggama,
lalu ikut bergabung bersama
kami. Dewi menyodorkan
payudaranya yang luar biasa
besar berukuran 38D ke
mulut Donny. Lidah Donny
segera menjilati payudara
Dewi dan kemudian mulutnya
asyik mengisap puting
payudara Dewi berulangkali.
Melihat itu, tanganku mulai
nakal. Kususupkan jari
telunjuk dan tengah tangan
kananku ke lubang kemaluan
Dewi. Aku asyik memainkan
jari-jariku ke luar masuk
lubang kemaluan Dewi. Dewi
membiarkan saja, malah dia
semakin lebar
mengangkangkan kedua
pahanya, sehingga jari-jariku
bisa leluasa keluar masuk
lubang kemaluannya.
Aku sendiri sudah dua kali
mencapai orgasme karena tak
kuasa menahan nikmat yang
ditimbulkan kocokan batang
kemaluan Donny di lubang
kemaluanku. Namun Donny
tampaknya belum lelah, dia
masih asyik menyetubuhiku
sambil mulutnya mengisap
payudara Dewi. Andre yang
terbangun melihat kami
bertiga di lantai ikut
bergabung. Andre meminta
Dewi mengisap batang
kemaluannya, dan Dewi tak
menolaknya. Di sebelahku,
Dewi mengisap batang
kemaluan Andre dengan
penuh gairah. Tiba-tiba
kulihat Tommy juga
terbangun. Dia pun bergabung
bersama kami. Tommy segera
menyodorkan batang
kemaluannya ke depan
mulutku, dan aku segera
membuka mulutku dan
mengisap batang kemaluan
lelaki yang tadi telah
beberapa kali menyetubuhiku.
Kini, kami kembali berpesta
orgy sex. Sebelumnya, kami
sudah melakukan itu, dan
karena lelah, kami semua
tertidur. Setelah terbangun,
rupanya kami aE" termasuk
aku aE" masih belum puas, dan
sekali lagi melanjutkan pesta
orgy sex kami. Nikmatnya
memang berbeda
dibandingkan hanya
bersenggama antara satu
pria dan satu wanita saja.
Kalau orgy sex rasanya lebih
nikmat, karena aku yang
wanita bisa merasakan
berbagai batang kemaluan
pria dan juga berbagai macam
gaya dan posisi seks.
Donny tiba-tiba mempercepat
goyangannya, rupanya dia
sudah hampir sampai
klimaksnya, dan tak berapa
lama kemudian, Donny
menyemprotkan air mani dari
batang kemaluannya di dalam
lubang kemaluanku. Tommy
mencabut batang
kemaluannya dari mulutku, dia
mengambil tissue,
membersihkan lubang
kemaluanku sekedarnya saja,
dan segera memasukkan
batang kemaluannya yang
sudah tegang membesar ke
dalam lubang kemaluanku.
Kini, Tommy yang
menggoyang-goyangkan
pinggulnya dan
menyetubuhiku. Aku lagi-lagi
mencapai orgasmeku,
sementara kulihat Andre juga
telah mencapai klimaksnya
dan menyemprotkan air mani
dari batang kemaluannya di
dalam mulut Dewi. Sebagian
air mani itu meleleh keluar
mulut Dewi, sementara Dewi
masih terus mengisap kuat-
kuat batang kemaluan Andre
agar seluruh air mani Andre
tertumpah habis dari batang
kemaluannya. Andre kemudian
mencabut batang
kemaluannya dari mulut Dewi,
lalu Dewi menyeka sisa-sisa
air mani Andre dengan
tangannya dan tangannya
yang penuh dengan sisa-sisa
air mani Andre disekanya ke
payudaranya.

aEsBiar tetek gue makin asyik
kalau sering kena peju cowo,aEt
ujar Dewi bergurau sambil
tertawa.
Tapi aku tak sempat
memperhatikan lagi
kelanjutannya, karena
bersamaan aku mencapai
orgasmeku yang kesekian
kalinya, Tommy juga mencapai
klimaksnya dan
menyemprotkan air maninya
di dalam lubang kemaluanku.
Namun Tommy dengan sigap
mencabut batang
kemaluannya dari lubang
kemaluanku, lalu
menyodorkannya ke depan
mulutku.
aEsSusi, isep dong, sayang,aEt
pintanya.
Aku segera memasukkan
batang kemaluan Tommy ke
dalam mulutku dan
mengisapnya kuat-kuat.
Kurasakan Tommy masih
beberapa kali menyemprotkan
air maninya yang tersisa di
dalam mulutku. Wah, rasanya
air mani Tommy banyak sekali
sampai meleleh keluar
mulutku.

Tetangga Apartementku Yang Aduhay



Pada waktu aku telah menyelesaikan,
karena letak kantorku yang amat sangat jauh dengan rumah.
Aku memutuskan untuk mengontrak Apartemen di daerah Kuningan sehingga jika ke kantor tidak terlalu jauh.

Namaku Bramanto. Sekarang saya berkerja di salah satu perusahaan telekomunikasi di daerah kuningan Jakarta. Dulu aku tinggal bersama kedua orang tuaku di sebuah kompleks tentara yang amat membosankan sehingga aku memutuskan untuk mandiri dengan menghuni apartemen milik dari saudaraku yang baru menikah sehingga dia di boyong oleh suaminya ke Surabaya.

Hari pertama aku menghuni aku lapor dengan Ketua Perhimpunan Pengurus Apartemen dimana aku tinggal beliau kebetulan tinggal di lantai 12 sedangkan aku di lantai 11. Setelah melapor aku dimohon bantuannya untuk menjaga kebetulan adik perempuan beliau tinggal di sebelahku yaitu Tante Vivi. Hari kedua aku mencoba untuk berkenalan dengan Tante Vivi, ternyata beliau tidak terlalu tua, kelihatannya sekitar 38 - 40 tahunan. Orangnya ramah dan baik sekali. Yang aku heran sampai umur segitu beliau belum menikah, mungkin punya masalah dengan karir karena aku melihat mobilnya ada dua yaitu Toyota Alphard dan Toyota Camry.

Tante Vivi begitu aku memanggilnya memiliki 2 pembantu dan seorang sopir yang telaj melayani beliau selama 3 tahun di Apartemen itu.

Berikut adalah pengalamanku diwaktu tidak terduga dimana aku dititipkan kunci Apartemen oleh beliau karena semua pembantu dan sopirnya cuti lebaran, sehingga beliau tingal di rumah kakaknya di lantai 12,

Sekedar gambaran, Tante Vivi mempunyai tinggi badan sekitar 165 cm, mempunyai pinggul yang besar, buah pantat yang bulat, pinggang yang ramping, dan perut yang agak rata (ini dikarenakan senam aerobic, fitness, dan renang yang diikutinya secara berkala), dengan didukung oleh buah dada yang besar dan bulat (belakangan saya baru tahu bahwa Tante Vivi memakai Bra ukuran 36B untuk menutupinya). Dengan wajah yang seksi menantang dan warna kulit yang putih bersih, wajarlah jika Tante Vivi menjadi impian banyak lelaki baik-baik maupun lelaki hidung belang.




Hingga pada suatu sore, saat saya pulang kerja saya mendengar ada ketukan pintu di apartemenku , kemudian saya intip dari lubang pintu ternyata Tante Vivi.

?eh ya ada apa tante? kataku sambil membuka pintu.
?Ngga Bram ada surat atau tagihan kartu kreditku ngga dari Front Office depan?? jawan tante Vivi.
?Sepertinya ngga ada tante? jawabku
?Eh aku numpang ke kamar mandimu ya? sambil meringis, mungkin dia udah kebelet pips he he he.
?silahkan tan tapi kamar mandinya ngga sebersih punya tante lho maklum bujangan? kataku sambil tertawa.
? Ngga apa apa? jawabnya.

baru aku sadar bahwa si tante vivi memakai baju training tipis mungkin baru lari atau fitness di lantai 2.
?Abis lari ya tan? tanyaku
?Iya tapi nyari kamar mandi susah mana liftnya lama lagi? ujar tante vivi sambil ngeloyor ke kamar mandiku.

Sambil jalan ke dapur aku berfikir kok kayaknya ada yang salah ya dengan membiarkan si tante ke kamar mandi tapi apa ya?. Ya ampun tadi khan aku lagi nonton BF di laptop memang kebetulan mau coli sih maklum belum ada pasangan/pacar. Wah mati gue ketahuan dah sama tante vivi. Ah bodoamatbodo amat kaya dia ngga pernah muda aja.

Begitu keluar dari kamar mandi si tante senyum-senyum, wah malu deh aku.
?Hayo kamu tadi lagi ngapain Bram? tanya si tante.
?Ngga ngapa-ngapain kok tan? jawabku sambil menunduk kebawah, Malu cing.
Dan tanpa saya sadari tiba-tiba dia mencekal tangan saya.
?Bram..? katanya tiba-tiba dan terlihat agak sedikit ragu-ragu.
?Ya Tante..?? Jawab saya.
?Eee.. nggak jadi deh..? Jawabnya ragu-ragu.
?Ada yang bisa saya bantu, Tante..? Tanya saya agak bingung karena melihat keragu-raguannya.
?Eee.. nggak kok. Tante cuma mau nanya..? jawabnya dengan ragu-ragu lagi.
?Kamu sering ya nonton film itu di kamar mandi..?? tanya dia.
?Iya sih tan. Maklum tan belum punya pasangan..?? jawab ku terpaksa.
?Terus pake sabun ya ? he he he kata tante vivi sambil tertawa
?Iya tan, udah ah aku tengsin nih malu ditanya terus? Tegasku sambil ngomel.
?Jangan marah dong , biasa lagi bujangan yang penting jangan main pelacur, jorok nanti kena penyakit? jawab tante vivi.
?Eee.. mau dibantuin Tante nggak..? sambungnya
?Maksud tante? Tanya ku wah ibarat ada lanjutan dari film ku tadi nih. Kayaknya si tante horni abis.
? Iya kamu nonton bareng tante khan biar ngga malu lagi? sambil melayang tangan tante vivi ke selangkangan ku.
?sana ambil laptop mu?
asik banget dah pikirku tanpa tendeng aling-aling aku berlari kekamar madi dan membawa keluar laptop itu.
Kemudian aku setel lebih dulu film yang tadi saya tonton dan belum habis. Beberapa menit kemudian Tante vivi duduk disebelahku sambil membawa teh panas dengan wangi tubuh yang segar. Saya selidiki tiap sudut tubuhnya yang masih terbalut baju training dan kemudian beliau melepas atasannya sehingga terlihat tanktop tipis biru muda yang agak menerawang tersebut, sehingga dengan leluasa mata saya melihat puncak buah dadanya karena dia tidak memakai Bra. Tanpa kusadari, di antara degupan jantungku yang terasa mulai keras dan kencang, kejantananku juga sudah mulai menegang. Dengan santai dia duduk tepat di sebelahku, dan ikut menonton film BF yang sedang berlangsung.

?Cakep-cakep juga yang main..? akhirnya dia memberi komentarnya.
?Dari kapan Bram mulai nonton film beginian..? tanyanya.
?Udah dari dulu Tante..? kataku.
?Mainnya juga bagus dan tidak kasar. Bram udah tahu rasanya belum..? tanya dia lagi.
?Ya sempet sih tan waktu di rumah sakit sama suster?
?wah enak dong lagi sakit di servis suster?
?Iya tapi udah lama tan udah lupa rasanya, tapi kata temen-temen sih enak. Emang kenapa Tante, mau ngajarin saya yah? Kalau iya boleh juga sih?, kataku.
?Ah Bram ini kok jadi nakal yah sekarang?, katanya sambil mencubit lenganku.
?Tapi bolehlah nanti Tante ajarin biar kamu tahu rasanya?, tambahnya dengan sambil melirik ke arahku dengan agak menantang.
Tidak lama berselang, tiba-tiba Tante Vivi menyenderkan kepalanya ke bahuku. Seketika itu pula aku langsung membara. Tapi aku hanya bisa pasrah saja oleh perlakuannya. Sebentar kemudian tangan Tante Vivi sudah mulai mengusap-ngusap daerah tubuhku sekitar dada dan perut . Rangsangan yang ditimbulkan dari usapannya cukup membuat aku nervous karena itu adalah kali pertama aku diperlakukan oleh seorang wanita yang usianya diatasku. Kejantananku sudah mulai semakin berdenyut-denyut siap bertempur.
Kemudian Tante Vivi mulai menciumi leherku, lalu turun ke bawah sampai dadaku. Sampai di daerah dada, dia menjilat-jilat ujung dadaku, secara bergantian kanan dan kiri. Tangan kanan Tante Vivi juga sudah mulai masuk ke dalam celanaku, dan mulai mengusap-usap kejantananku.
Karena dalam keadaan yang sudah sangat terangsang, aku mulai memberanikan diri untuk meraba celana yang dia pakai. Aku remas payudaranya dari luar tanktop, dan aku remas-remas, terkadang aku juga mengusap ujung-ujung tersebut dengan ujung jariku. ?Ssshh.. ya situ Bram..? katanya setengah berbisik. ?Ssshh.. oohh..?
Tiba-tiba dia memaksa lepas celana pendekku, dan diusapnya kejantananku. Akhirnya bibir kami saling berpagutan dengan penuh nafsu yang sangat membara. Dan dia mulai menjulur-julurkan lidahnya di dalam mulutku. Sambil berciuman tanganku mulai bergerilya melalui celana trainingnya yang aku pelorotkan ke bawah sampai pada permukaan celana dalamnya, yang rupanya sudah mulai menghangat dan agak lembab. Aku melepaskan celana dalam Tante Vivi.

Satu persatu kami membuka baju, sehingga kami berdua menjadi telanjang bulat. Kutempelkan jariku di ujung atas permukaan kemaluannya. Dia kelihatan agak kaget ketika merasakan jariku bermain di daerah seputar klitorisnya. Lama kelamaan Aku masukkan satu jariku, lalu jari kedua. ?Aaahh.. sshh.. oohh.. terus Bram.. terus..? bisik Tante Vivi.
Ketika jariku terasa mengenai akhir lubangnya, tubuhnya terlihat agak bergetar. ?Ya.. terus Bram.. terus.. aahh.. sshh.. oohh.. aahh.. terus.. sebentar lagi.. teruuss.. oohh.. aahh.. aarrgghh..? kata Tante Vivi.
Seketika itu pula dia memeluk tubuhku dengan sangat erat sambil menciumku dengan penuh nafsu. Aku merasakan bahwa tubuhnya agak bergetar (yang kemudian baru aku tahu bahwa dia sedang mengalami orgasme). Beberapa saat tubuhnya mengejang-ngejang menggelepar dengan hebatnya. Yang diakhiri dengan terkulainya tubuh Tante Vivi yang terlihat sangat lemas di sofa.
?Saya kapan Tante, kan saya belum..?? Rujukku.
?Nanti dulu yah sayang, sebentar.. beri Tante waktu untuk istirahat sebentar aja?, kata Tante Vivi.
Tapi karena sudah sangat terangsang, kuusap-usap bibir kemaluannya sampai mengenai klitorisnya, aku dekati payudaranya yang menantang itu sambil kujilati ujungnya, sesekali kuremas payudara yang satunya. Sehingga rupanya Tante Vivi juga tidak tahan menerima paksaan rangsangan-rangsangan yang kulakukan terhadapnya. Sehingga sesekali terdengar suara erangan dan desisan dari mulutnya yang seksi. Aku usap-usapkan kejantananku yang sudah sangat amat tegang di bibir kemaluannya sebelah atas. Sehingga kemudian dengan terpaksa dia membimbing batang kemaluanku menuju lubang kemaluannya. Pelan-pelan saya dorong kejantananku agar masuk semua.

Kepala kejantananku mulai menyentuh bibir kewanitaan Tante Vivi. ?Ssshh..? rasanya benar-benar tidak bisa kubayangkan sebelumnya. Lalu Tante Vivi mulai menyuruhku untuk memasukan kejantananku ke liang kewanitaannya lebih dalam dan pelan-pelan. ?Aaahh..? baru masuk kepalanya saja aku sudah tidak tahan, lalu Tante Vivi mulai menarik pantatku ke bawah, supaya batang kejantananku yang perkasa ini bisa masuk lebih dalam. Bagian dalam kewanitaannya sudah terasa agak licin dan basah, tapi masih agak seret, mungkin karena sudah lama tidak dipergunakan. Namun Tante Vivi tetap memaksakannya masuk. ?Aaagghh..Bram ? rasanya memang benar-benar luar biasa walaupun kejantananku agak sedikit terasa ngilu, tapi nikmatnya luar biasa. Lalu terdengar suara erangan Tante Vivi.

Lalu Tante Vivi mulai menyuruhku untuk menggerakkan kemaluanku di dalam kewanitaannya, yang membuatku semakin gila. Ia sendiri pun mengerang-ngerang dan mendesah tak karuan. Beberapa menit kami begitu hingga suatu saat, seperti ada sesuatu yang membuat liang kewanitaannya bertambah licin, dan makin lama Tante Vivi terlihat seperti sedang menahan sesuatu yang membuat dia berteriak dan mengerang dengan sejadi-jadinya karena tidak kuasa menahannya. Dan tiba-tiba kemaluanku terasa seperti disedot oleh liang kewanitaan Tante Vivi, yang tiba-tiba dinding-dinding kewanitaannya terasa seperti menjepit dengan kuat sekali. Aduuh.. kalau begini aku makin tidak tahan dan.. ?Aaarrgghh.. sayaang.. Tante keluar lagii..? jeritnya dengan keras, dan makin basahlah di dalam kewanitaan Tante Vivi, tubuhnya mengejang kuat seperti kesetrum, ia benar-benar menggelinjang hebat, membuat gerakannya semakin tak karuan. Dan akhirnya Tante Vivi terkulai lemas, tapi kejantananku masih tetap tertancap dengan mantap.

Aku mencoba membuatnya terangsang kembali karena aku belum apa-apa. Tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kanan, sambil sesekali kupilin-pilin ujungnya dan kuusap-usap dengan ujung jari telunjukku. Sedang payudara kirinya kuhisap sambil menyapu ujungnya dengan lidahku.

?Ssshh.. shh..? desahan Tante Titik sudah mulai terdengar lagi. Aku memintanya untuk berganti posisi dengan doggy style. Aku mencoba untuk menusukkan kejantananku ke dalam liang kewanitaannya, pelan tapi pasti. Kepala Tante Vivi agak menengok ke belakang dan matanya melihat mataku dengan sayu, sambil dia gigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit yang timbul. Sedikit demi sedikit aku coba untuk menekannya lebih dalam. Kejantananku terlihat sudah tertelan semuanya di dalam kewanitaan Tante Vivi, lalu aku mulai menggerakkan kejantananku perlahan-lahan sambil menggenggam buah pantatnya yang bulat. Dengan gaya seperti ini, desahan dan erangannya lebih keras, tidak seperti gaya konvensional yang tadi.

Aku terus menggerakkan pinggulku dengan tangan kananku yang kini meremas payudaranya, sedangkan tangan kiri kupergunakan untuk menarik rambutnya agar terlihat lebih merangsang dan seksi. ?Ssshh.. aarrgghh.. oohh.. terus Bram.. terus.. aarrgghh.. oohh..? Tante Vivi terus mengerang.

Beberapa menit berlalu, kemudian Tante Vivi merasa akan orgasme lagi sambil mengerang dengan sangat keras sehingga tubuhnya mengejang-ngejang dengan sangat hebat, dan tangannya mengenggam bantalan sofa dengan sangat erat. Beberapa detik kemudian bagian depan tubuhnya jatuh terkulai lemas menempel pada sofa itu sambil lututnya terus menyangga pantatnya agar tetap di atas. Dan aku merasa kejantananku mulai berdenyut-denyut dan aku memberitahukan hal tersebut padanya, tapi dia tidak menjawab sepatah kata pun. Yang keluar dari mulutnya hanya desahan dan erangan kecil, sehingga aku tidak berhenti menggerakkan pinggulku terus.
Aku merasakan tubuhku agak mengejang seperti ada sesuatu yang tertahan, sepertinya semua tulang-tulangku akan lepas dari tubuhku, tanganku menggenggam buah pantat Tante Vivi dengan erat, yang kemudian diikuti oleh keluarnya cairan maniku di dalam liang kewanitaan Tante Vivi. Tubuhku terasa sangat lemas sekali. Setelah kami berdua merasa agak tenang, aku melepaskan kejantananku dari liang nikmat milik Tante Vivi.

Dengan raca kecapaian yang luar biasa Tante Vivi membalikkan tubuhnya dan duduk di sampingku sambil menatap tajam mataku dengan mulut yang agak terbuka, sambil tangan kanannya menutupi permukaan kemaluannya.

?Wah kok ngga ditarik sih Bram, nanti aku hamil lho..? tanyanya dengan suara yang agak bergetar.
?Maaf tan aku lupa abis keenakan sih? jawabku
?Ya sudahlah.. tapi lain kali kalau sudah kerasa kayak tadi itu langsung buru-buru dicabut dan dikeluarkan di luar ya..?? katanya menenangkan diriku yang terlihat takut.
?I.. iiya Tante..? jawabku sambil menunduk.
?Ya santai aja aku sebenarnya udah minum pil kok Bram? jawan Tante Vivi.

Wah rupanya nih tante udah pengalaman dalam hal beginian, tapi ngga apa-apa dah gua belagak culun aja.

Kemudian kami berpelukan di sofa, dan melakukan perbuatan itu sekali lagi tapi di kamar mandi. Doggie style terus bro.

Tamat